Selasa, 13 Agustus 2013

Maafkan Kami Mama

(by: Elon)

Tepatnya 12 Agustus kemarin mamaku berulang tahun. Sekarang beliau berumur genap 54 tahun. Lebih tua 2 tahun dari umur ayahku. Mama... Semakin bertambah umurmu namun semakin berkurang sisa umurmu mama. Karena Allah telah menentukan kelahiran, kematian , bahkan umur. Itu yang sering mama bilang padaku.

Mama... Aku berharap mama selalu diberikan kesehatan, umur yang panjang agar kelak dapat melihat kakak-kakak dan aku sukses meraih masa depan. Kami anak-anakmu ingin sekali membuatmu bahagia. Tunggu kami ya mama. Bersabarlah. Kami berjanji akan menjadi yang terbaik dan memberikan yang terbaik untukmu.

Mama.. Sosokmu sangat tangguh. Bekerja membanting tulang membantu ayah untuk mencari nafkah. Tak pernah aku dengar keluh kesah yang keluar dari bibirmu mama. Dengan ikhlas kau selalu mementingkan kebutuhan kami, kebutuhan rumah tangga. Tak pernah ku lihat dirimu menghambur-hamburkan hasil kerjamu untuk menyenangkan dirimu sendiri. Tidak seperti ibu-ibu karir lainnya yang senang berbelanja untuk dirinya sendiri.

Mama.. Sabarmu tak pernah bercampur dengan amarahmu. Tulus yang ku tahu. Tutur kata lembut, diiringi dengan belaian kasih sayangmu yang tak pernah terputus.

Mama.. Senyummu mama. Senyum penuh kasih. Senyummu mempertegas betapa sudah tuanya dirimu. Aku selalu terpaku ketika aku melihat wajahmu yang saat itu sedang tertidur pulas karena kelelahan. Aku perhatikan wajahmu saat itu ma. Ada keriput diwajahmu yang menjadi saksi bahwa telah banyak tahun-tahun yang telah kau lewati. Rambutmu yang mulai memutih , badanmu yang sudah tidak kuat seperti dulu, kerutan di sudut-sudut matamu, kulitmu yang tak kencang seperti dulu, dan masih banyak lagi yang lainnya ma. Hatiku bergetar, sesak rasanya.

Tapi mama.. Kau tetap saja terlihat bersemangat menjalani hidup ini walau yang kami tahu banyak sekali rintangan yang kau lewati. Kau tetap berdiri di barisan paling depan saat kami sudah lelah. Sungguh luar biasa  dirimu ma.

Mama.. Setiap pagi tanpa bosannya kau selalu bangun lebih awal dari kami. Mengerjakan pekerjaan rumah, dan selalu memasak sarapan untuk kami. Lalu kau segera berangkat untuk bekerja. Setiap hari kau melakukan hal itu mama. Tak pernahkah kau bosan mama?

Mama.. Aku tak bisa membayangkan dan tak mau membayangkan jika suatu saat nanti kita harus dipisahkan oleh waktu ma. Ma, aku tahu ini akan terjadi suatu saat, karena kita hidup dengan waktu yang telah ditentukan oleh yang maha kuasa. Mama, tiap kali membayangkan ini aku selalu merinding, dadaku sesak, air mataku jatuh tiap kali membayangkan.

Aku kesal ma. Aku kesal pada diriku sendiri. Aku selalu menyusahkanmu ma. Aku selalu menuntut sesuatu padamu, aku pernah berkata kasar padamu, berkata dengan nada yang tinggi, sering kali aku mengabaikan nasehatmu ma, tak memperdulikan apa yang kau katakan. Tapi ma, jauh di dalam lubuk hatiku ini, aku menangis dan hatiku teriris jika aku melihatmu sedih, melihatmu jatuh sakit, melihatmu kesusahan, apa lagi jika aku melihat ada teteasan air mata yang jatuh dipipimu. Aku tak sanggup melihat itu semua ma. Aku selalu ingin melindungimu dari apapun yang membuatmu sakit dan sedih. Walaupun aku pernah menjadi sebab air matamu mengalir, aku sungguh menyesal ma.

Mungkin beratus ratus, beribu-ribu, berjuta-juta bahkan bertriliunan kata maaf tak bisa ditebus untuk menggantikan air matamu yang terjatuh itu. Maafkan aku, maafkan kami yang telah berbuat salah padamu. Karena hanya maafmu yang mampu menyelamatkan kami dari ganjaran dosa di akhirat nanti.

Ma, kami anak-anakmu selalu mendoakan mu. Doakan kami juga ya ma, agar kami menjadi anak yang soleh dan soleha, yang berbakti padamu, yang berguna, yang selalu menjunjung tinggi kebenaran dan kebaikan.

Terima kasih mama, entah apa yang pantas untuk membalas segala jasamu dan kasih sayangmu.

Selamat Hari Lahir Mama.. :')
Dari anakmu yang tak luput dari dosa dan berusaha membahagiakanmu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar