Jumat, 27 September 2013

Ada saatnya...

Dikutip dari http://tweetnikah.com

Ada saatnya kelak aku menjadi penghapus duka dan sedihmu
Ada saatnya kelak aku menjadi tempat keduamu untuk berkeluh kesah
Ada saatnya aku menjadi yang kedua mengetahui segala cerita dan segala kejadian yang kau alami
Ada saatnya aku menjadi tempatmu bermanja-manja dan berkasih sayang
Ada saatnya aku menjadi orang kedua yang kau panggil dengan suara terlembutmu, dengan panggilan kesayangan darimu
Ada saatnya ketika lelahku muncul dan semangatku menurun, padamulah aku mengharapkan pelukan dan tempatku bersedu sedan.
Saat “AKU” dan “KAMU” sudah berubah menjadi “KITA” :)
Mengapa aku menempatkan diriku sebagai yang kedua dalam hidupmu? Ya, aku hanya yang kedua, karena sesungguhnya sosokmu adalah milik-Nya, seutuhnya. Jika kelak akulah yang menjadi pendampingmu, aku akan tetap di posisi yang kedua :) .
Tidak, aku tidak iri, tidak akan pernah iri. Justru aku berbangga hati, karena dengan letakku yang berada di posisi kedua setelah posisi-Nya, itu berarti rasa sayang dan cintamu padaku juga besar. Aku malah akan sangat sedih dan kecewa jika kau tempatkan aku di posisi pertama. Karena posisi yang agung itu hanya boleh dan hanya pantas ditempati oleh-Nya, Sang Illahi Rabbi.
Aku dengan posisiku yang berada di urutan kedua dalam kehidupanmu justru sangat bersyukur.  Tak mungkin aku bersaing dengan Rabb-ku sendiri dan menuntut ini itu padamu. Karena Dia-lah pemilikmu, pemilikku, pemilik segala macam yang kita miliki dulu, sekarang, dan nanti. Karena kasih sayang dan cinta-Nya kita bisa menikmati waktu yang kita miliki, tertawa, bercanda, tersenyum, bahkan juga saling mengirimkan rindu dalam lantunan doa di tiap waktu.
Kecuali… jika aku ditempatkan di bawah posisi orang lain, wanita lain, baru aku akan bereaksi keras :D . Karena sungguh, aku tidak akan pernah mau bersaing dengan orang lain hanya untuk mendapatkan cintamu. Orang lain dalam artian orang yang benar-benar asing dalam kehidupan kita, bukan dari kalangan keluargamu :D .
Aku rela menjadi yang kedua, bahkan sesungguhnya harusnya aku menjadi yang ketiga bukan? Karena urutannya adalah Allah SWT, Ibumu, baru aku, jika kelak akulah pendampingmu. Aamiin, Insya Allah.
Ada saatnya tangisan berubah jadi senyuman, ada saatnya senyuman berubah jadi tawa bahagia :)
Percayalah pada janji-Nya, Aamiin Allahumma Aamiin :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar