by : elon
Hari ini awal dimulainya perkuliahan di semester 5 ini.
Setelah melewati libur panjang yang kurang lebih sekitar 3 bulanan dan itu pun aku
lewati tanpa adanya kegiatan yang berarti. Ya paling cuma jadi tukang ojek
nganter-nganter kakak atau mama, udah gitu dilanjutin dengan makan dan tidur
dan makan dan tidur lagi. Sampe-sampe berat badan naik, tapi dikit sih. Hehehe
Ok kita balik lagi di cerita hari ini. Ya aku, chi, nini dan
ana kembali kepada aktivitas seperti biasa yaitu kuliah dan yang pasti akan
berkelut lagi dengan tugas-tugas yang menumpuk karena dikejar deadline. Keseharian
kita akan sibuk banget pastinya, menguras tenaga dan otak. Tapi seneng juga sih
karena kita jadi bisa sering ketemu lagi, bercanda-canda dan ngobrol. Lalu bisa
memanjakan mata dengan melihat sekilasan sang pujaan hati.
Ngomong-ngomong tentang pujaan hati, aku mau cerita nih
tentang pujaan hatiku. Iya si abang fei. Tiap kali masuk untuk kuliah, aku ga
pernah punya kesempatan untuk bicara banyak dan mengobrol dengan dia. Bahkan kadang
kalo mau ngobrol malah saling chatan lewat whatsapp kalo lagi di kelas. Aneh
banget kan? Ya memang begitu. Kalo di
kelas atau pun di luar kelas tapi masih di lingkungan kampus, kita hanya bisa
saling lirik-lirikan, atau senyum dari jauh. Keadaaan seperti ini udah menjadi
rutinitas kita berdua. Padahal kita udah sama-sama tau perasaan masing-masing. Tapi
keadaan yang membuat kita menjadi seperti ini. Keadaan dimana kita harus
menjaga perasaan teman kita sendiri, keadaan dimana kita harus menjaga hubungan
dengan teman kita sendiri, dan keadaan dimana kita memang benar-benar harus
belajar bersabar dari ejekan, sindiran, hinaan dan omongan yang ga enak
dibelakang kita. Ya itu semua kita lakukan karena mereka. Mereka temanku, dan mantan
pacarku sekaligus temannya.
Seperti dalam sinetron. Aku mengalaminya. Sungguh ini
seperti drama dalam sinetron.
Abang fei adalah mantan pacar teman dekatku. Mantan pacarku
juga teman dekat abang fei. Aku dan
abang fei sudah tidak ada hubungan dengan masing-masing mantan-mantan itu. Seharusnya itu bukan menjadi masalah kan ? Toh
mantan-mantan itu yang meninggalkan kami, lalu kenapa mereka juga yang tidak
suka jika aku dan abang fei bersama ? Memang aneh para mantan itu.
Karena mereka para mantan, aku dan abang fei harus seperti
itu di kelas. Merasa terasingkan, dan tidak bebas untuk mengobrol bahkan
menyapa. Harus sampai kapan akan seperti ini ?
Saat-saat yang tepat saat mengobrol hanya pada saat tiba
waktu untuk pulang. Waktu itulah yang aku tunggu-tunggu. Waktu dimana aku dan abang fei bisa saling
senyum dengan jarak yang tidak jauh lagi. Waktu itu tepatnya di parkiran kampus.
Parkiran kampus itu menjadi tempat yang paling aku tunggu-tunggu karena aku
bisa sedikit bebas menyapanya. Lalu berpamitan pulang. Itulah yang hanya bisa
kami lakukan setiap harinya.
Kalau sudah melalui saat saat itu, rasanya semua beban
tentang para mantan itu lenyap seketika. Hanya ada senyum sumringah dari
bibirku
Hahaha
lucu memang, tapi kami akan bersabar untuk itu semua. Karena kami yakin, semua
akan indah pada waktunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar